Selasa, November 24, 2009

Tahrik Jadid

Dalam sebuah ceramah yg disampaikan oleh Mln. Sayuti Aziz Ahmad, Shd menyebutkan mengenai latar belakang Tahrik Jadid.

Bulan Nopember merupakan bulan yang bersejarah dalam perkembangan jemaat seluruh dunia. Pada 1934 sekitar 200 ulama Hindustan berkunjung ke Qadian, pusat Ahmadiyah di India dan dunia. Mereka menuntut supaya Ahmadiyah dibubarkan, tidak lagi terdengar nama Ahmadiyah sembari menegar ancaman seluruh bangungan akan diratakan dengan tanah termasuk didalamnya gedung-gedung, masjid-masjid dan rumah-rumah.
Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. mengumpulkan jemaat di masjid Aqsha. Huzur bersabda, “Untuk menghadapi mereka tidak perlu memakai tongkat. Saya membawa tongkat tiap hari tapi bukan untuk itu tongkat dibawa.

Mln. Sayuti Aziz Ahmad meneruskan, “Kita menjawab tantangan mereka dengan gerakan tahrik jadid (berasal dari bahasa Arab artinya gerakan baru). Walaupun namanya gerakan baru ttp sebenarnya sudah pernah dicanangkan oleh Hadhrat Muhammad Mushtofa s.a.w. Inti gerakan Tahrik Jadid ialah meminta pengorbanan jiwa raga; dan pengorbanan harta. Waktu itu diminta pengorbanan harta sejumlah 17 ribu rupees namun yang terkumpul berkali lipat dari yang ditargetkan.

Segi lain dari Tahrik Jadid ialah mewakafkan dirinya karena dan untuk mencari keridhaan Allah. Orang yang mewakafkan diri hanya mengharapkan ganjaran dan ridha dari Allah. Berbagai macam anggota dari berbagai latar belakang seperti pensiunan, aktif, pemuda dll disebarkan ke seluruh dunia.

Ringkasnya, seruan huzur II disambut baik. “Laabbaik yaa amiral mukminin, kami tidk menuntut apapun kecuali ridha Allah!”

Penjelasan Hdh. Muslih Mau'ud ra. mengenai gerakan baru (Tahrik Jadid) yang dicanangkan 75 tahun lalu (1934). Ini saya tuliskan kembali intisarinya:


I. MEMBIASAKAN JAMAAT UNTUK IKHLAS BERKORBAN ATAS KEHENDAK SENDIRI

* Allah Ta’ala berfirman kepada Y.M. Rasulullah saw. (Hadits qudsi), “Hamba itu lekas dekat kepada-Ku dengan (ibadah) nafal, sehingga Aku cinta kepadanya. Bila Aku sudah cinta kepadanya maka Aku menjadi telinganya ketika ia mendengar, Aku jadi matanya yang dengan itu ia melihat, Aku menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, Aku jadi kakinya yang dengan itu ia berjalan.”

* Pengorbanan Tahrik Jadid adalah pengorbanan perorangan (disebut juga pengorbanan nafal) yang sifatnya sukarela, harus didasari atas kesadaran sendiri. Siapa saja yang berpenghasilan cukup, selain membayar candah yang wajib maka ia pun harus memenuhi Candah Tahrik Jadid ini.

* Jelaslah, pengorbanan nafal itu cepat mendekatkan manusia kepada Tuhannya. Dengan Tahrik Jadid, Jamaat dibiasakan melakukan pengorbanan nafal.



II. MENGHILANGKAN KESENJANGAN ANTARA SI-KAYA DAN SI-MISKIN

* Dalam suatu Jamaat yang berdasarkan agama tidak pernah ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa.”

* Jika terdapat kesenjangan, maka si kaya tidak dapat bekerja sama dengan si miskin, begitu pula sebaliknya. Perbedaan kaya dan miskin dapat dihilangkan bila kita menyingkirkan perbedaan lahiriah yang ada pada mereka. Misalnya, makan dengan satu macam gulai dan berpakaian sederhana. Jika si kaya berpenampilan sederhana dan menu makannya pun sederhana, maka si miskin tidak akan merasa sungkan/malu untuk berkunjung ke rumahnya. Islam melarang orang kaya memisahkan diri dan memandang rendah kepada orang-orang miskin.

* Salah satu tujuan Tahrik Jadid ini ialah menghilangkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin dan membiasakan Jamaat untuk bekerja bersama-sama.



III. MENGHAPUSKAN PENGARUH BUDAYA BARAT YANG BURUK

* Dewasa ini dunia diselimuti oleh pengaruh budaya barat. Kerusakan yang diderita umat Muslim yang diakibatkan pengaruh agama Kristen tidak separah kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh budaya barat.

* Agama Islam mengatakan kepada si miskin: “Jangan meminta-minta kepada orang lain,” juga kepada orang kaya: “Jangan kamu tunggu orang lain meminta, bahkan berilah mereka meskipun mereka tidak meminta.” Sedangkan budaya barat mengajarkan seruan kepada orang miskin, ”Orang kaya selalu memeras tenagamu, maka itu kamu harus mengadakan perlawanan dan tuntutlah kenaikan upahmu,” dan juga seruan kepada orang kaya, “kumpulkanlah harta sebanyaknya biar semua orang bergantung kepada kita.”

* Jadi, Islam memberi nasihat kepada si miskin maupun si kaya dengan memasukkan jiwa pengorbanan dan toleransi. Sementara budaya barat menyampaikan kekerasan kepada satu dan lainnya. Karakter budaya barat itu ibarat neraka yang selalu berteriak, “Apakah masih ada tambahannya? (tidak pernah puas)”

* Tidak hanya masalah hubungan kaya-miskin, pengaruh budaya barat sangat merusak nilai-nilai kehidupan lainnya. Semua amalan dalam Islam berdasarkan akhlaq, sedangkan sifat budaya barat berdasarkan kekuasaan dari yang kuat.

* Dalam gerakan baru (Tahrik Jadid), Hudhur ra. mengamanatkan agar Jamaat mewaqafkan dirinya untuk mengkhidmati agama, yakni bertabligh sambil mencari nafkah sendiri.

* Hudhur ra. juga meminta Jamaat untuk tidak menonton film, tidak menghamburkan uang dengan membeli barang-barang mahal dan tidak begitu bermanfaat, berbelanja hendaknya dengan hemat dan cermat, tidak membeli pakaian secara berlebihan, dsb.

* Jika kita dapat menghilangkan pengaruh sifat budaya barat, maka pada hari itulah Islam akan hidup kembali.



IV. MEMPERSIAPKAN JAMAAT UNTUK SIAP MENAHAN SEGALA FITNAH

* Dengan Tahrik Jadid, Hudhur ra. bermaksud supaya Jamaat akan bersedia dan mampu bertahan bila menghadapi berbagai fitnah, dan Jamaat dilatih untuk membiasakan beberapa hal, agar kelak bila datangnya bahaya, mereka dengan hati yang tegar penuh keberanian mampu melawannya.

* Jika Jamaat dari sekarang tidak belajar dan melatih diri menjalankan bermacam-macam pengorbanan, maka bila menghadapi bahaya, hanya ikhlas saja tidak ada gunanya.

* Hudhur ra. lebih jauh bersabda, “Saya menganjurkan kepada para pemuda agar meninggalkan tanah air, pergi keluar negeri untuk menyampaikan seruan Allah Ta’ala.”



V. MENGHENDAKI TABLIGH DAPAT SAMPAI KE PELOSOK DUNIA DALAM TEMPO SINGKAT

* Hudhur ra. bersabda, “Kapan saja seorang utusan Allah datang ke dunia, maka orang-orang yang hidup pada masa itu senantiasa memperoleh berkat-berkat yang tidak diperoleh orang-orang yang hidup setelah mereka. Saya sering memperhatikan dalam Jamaat kita, mereka sering tidak memahami betapa besarnya khazanah yang dianugerahkan Allah kepada mereka …”

* Kewajiban kita ialah menyampaikan pelajaran-pelajaran Hdh. Masih Mau’ud as. yang masih murni dan asli dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ke pelosok dunia yang paling jauh.

* Kita pun harus membangun pusat-pusat pendidikan serta markaz-markaz di beberapa tempat di seluruh dunia ini, serta menyebarkan buku-buku, guna menyampaikan pelajaran Hdh. Masih Mau’ud as. seutuhnya ke seluruh dunia. Inilah satu maksud dari antara tujuan-tujuan Tahrik Jadid.



VI. MEMBIASAKAN JAMAAT UNTUK BERTINDAK DISIPLIN DAN TAAT

* Disiplin Jamaat dalam candah sudah baik, namun dalam hal-hal lainnya masih kurang. Misalkan, pada tahun pertama Tahrik Jadid (1934), Hudhur ra. meminta 27,500 rupees, Jamaat menyediakan 95,000 rupees. Tetapi saat Hudhur ra. meminta 10,000 Ahmadi untuk waqaf dikirim keluar untuk bertabligh, yang mendaftarkan namanya hanya kurang dari 500 orang saja.

* Dengan memperluas tabligh, semoga ajaran-ajaran Islam sampai ke seluruh pelosok dunia. Selain itu, para anggota Jamaat supaya terbiasa bekerja di bawah perintah kawannya.

* Program Tabligh sekarang yang diatur di bawah Tahrik Jadid ialah kadang-kadang seorang yang berpenghasilan sedikit dan wawasannya kurang luas disuruh Tabligh di suatu tempat dan ia dijadikan Amir di daerah itu. Kemudian beberapa orang yang lebih tinggi diminta pula ke sana dan bekerja di bawah orang yang pertama tadi. Dengan cara ini, anggota Jamaat bukan saja akan terbiasa bekerja di bawah satu disiplin, malah kebiasaan membesarkan diri lambat laun akan menghilang.



VII. MENDIDIK JAMAAT SECARA KOLEKTIF DAN PERORANGAN

* Dalam anjuran Tahrik Jadid ini banyak pula prakarsa yang jika dijalankan, pendidikan orang-perorang akan lekas tercapai, terutama takabur dari sifatnya akan runtuh.

* Bila seseorang yang biasa tinggal di kota disuruh bertabligh ke kampung-kampung, biasanya pada awalnya ia akan merasa canggung dan tidak betah. Hal ini sesungguhnya perlu untuk pendidikan pribadi, yakni orang-orang kota harus mampu menahan kesulitan hidup tinggal di kampung, supaya mereka dapat merasa sepenanggungan dengan saudara-saudara mereka yang hidup di kampung dan merasakan bagaimana hidup kecil.


VIII. MEMPERKOKOH PUSAT AHMADIYAH

* Tanah dan perumahan milik warga Jamaat di sekitar Markaz perlu terus diperluas/diperbanyak, dengan harapan bahwa pihak penentang tidak akan berani lagi datang menyerang Markaz. Ini salah satu tujuan Tahrik Jadid.


IX. TABLIGH SERENTAK DENGAN MENGERAHKAN BANYAK DA’I

* Hudhur ra. bersabda, “Selain bertabligh di bawah satu organisasi yang ditetapkan, saya ingin di beberapa daerah tabligh itu dilakukan secara serentak, yaitu ratusan atau puluhan da’i ditempatkan di daerah tersebut.”

* Lebih lanjut Hudhur ra. bersabda, “Allah Ta’ala telah menetapkan zaman ini sebagai zaman penyiaran, maka itu haruslah otak kita mampu memikirkan dan mencari cara tabligh yang paling mutakhir. Alat-alat (komunikasi) dan sarana modern yang baru-baru muncul di dunia harus dapat kita manfaatkan supaya dengan sekejap mata saja kita dapat mengguncangkan dunia ini. Saya pikir kalau konsep tabligh kita ini diatur seperti konsep siasat peperangan, maka banyak harapan kita akan meraih kemenangan yang maha besar dalam waktu yang sangat singkat.”

Buku-buku terbitan Jama'ah Ahmadiyah Indonesia mengenai tahrik jadid diantaranya:

(Drs Muhammad Siddik Jian, Khutbah Khalifatul Masih II ra. 23 Nop 1934, Penerbit JAI Jakarta 10 Oktober 1988, hal 6.)

Syekh Khursyid Ahmad, terjemah Mlv Ahmad Nuruddin, Jalan Menuju Keimanan, Penerbit JAI,1997, Cetakan ke VI tahun1997 Hal 127)

Tidak ada komentar: